Sabtu, 16 Agustus 2014

OUTDOOR ACTIVITIES


Outdoor Activities

Pengertian Outdoor Activities
Outdoor activities adalah kegiatan di alam bebas atau kegiatan di luar kelas dan mempunyai sifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Allah SWT. yang terbentang di alam, yang dapat disajikan dalam bentuk permainan, observasi/pengamatan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Indramunawar, 2009).
Outdoor activities atau disebut juga sebagai pembelajaran di luar kelas oleh Dadang M,Rizal (2008) diartikan sebagai aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti : bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan, pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku. Bentuk aktivitas luar kelas dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan.
Dari penjelasan di atas, outdoor activities adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa sebagaimana layaknya seorang anak yang sedang bermain di alam bebas dan outdoor activities juga dapat menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan karena dengan mengamati sendiri siswa akan mengetahui keindahan alam dan cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekaligus dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual siswa mengenai ciptaan Allah.
Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan outdoor activities adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang berorientasi pada alam sekitar yang mempunyai sifat menyenangkan dan dapat mewujudkan nilai spiritual siswa mengenai keindahan ciptaan Allah dengan cara mengamati, menyelidiki, menemukan sendiri segala sesuatu ciptaan Allah.
Anggani S (Hari Yuliarto, 2010) Peranan lingkungan sebagai sumber belajar sering dilupakan, padahal sumber belajar dapat diperoleh dimana-mana termasuk di  lingkungan sekitar anak. Sedangkan Abdurrahman (2007: 100) mengungkapkan bahwa saat ini pembelajaran yang dilakukan masih belum bermakna bahwa selama mengikuti pembelajaran di sekolah siswa jarang bersentuhan dengan pendidikan yang berorientasi pada alam sekitar.
Berdasarkan uraian di atas kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada lingkungan luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar karena pembelajaran akan lebih bermakna jika sistem pembelajaran diprioritaskan di alam sekitar atau sekitar lingkungan anak. Pembelajaran di luar kelas yang berorientasi pada alam sekitar atau lingkungan, kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat mengubah cara belajar yang monoton yang hanya mementingkan nilai kuantitatif saja tanpa mengedepankan nilai kualitatif atau proses. Dan Outdoor activities dapat digunakan sebagai pembelajaran yang berorientasi pada lingkungan luar kelas, karena outdoor activities adalah kegiatan belajar yang berada di alam bebas. Menurut uraian di atas outdoor activities dapat diprioritaskan atau dapat digunakan di dalam setiap pembelajaran.
Menurut Abdulraihan (Hari Yuliarto, 2010) lingkungan bisa lingkungan sekolah dan luar sekolah, yang terpenting bahwa aktivitas pembelajaran di luar kelas yang dilakukan siswa, guru harus pandai-pandai memilih model atau jenis pembelajaran yang tepat sesuai situasi lingkungan. (Martinis Yamin 2007: 176) Belajar tidak mesti di dalam kelas, belajar dapat juga dilaksanakan di alam bebas, tatkala siswa-siswa sudah jenuh di dalam kelas.
Dari teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa outdoor activities yang berorientasi pada lingkungan luar kelas atau kegiatan pembelajaran luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar dan sebagai sumber-sumber pengetahuan. Outdoor activities dapat digunakan pada setiap pembelajaran karena pembelajaran outdoor activities kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat mengubah cara belajar yang monoton yang hanya mementingkan nilai kuantitatif saja tanpa mengedepankan nilai kualitatif atau proses, artinya dalam program outdoor activities siswa secara aktif dilibatkan secara langsung atau siswa dapat mengamati secara langsung sesuatu yang ada di sekitar mereka. Outdoor activities juga mempunyai keunggulan yaitu kegiatan pembelajaran ini mempunyai sifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai
ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang di alam dan di dalam pembelajaran outdoor activities kita dapat memasukkan pembelajaran secara spiritual.
Pembelajaran di luar kelas yang mengembangkan kemampuan dan potensi diri disamping mencari suasana dan lingkungan baru untuk dapat menyalurkan kebutuhan manusia dalam berinteraksi dengan alam dan berinteraksi dengan sesama manusia dalam suasana di luar ruangan (outdoor).
David Hopkins and Putman serta para pengikutnya melihat aktivitas di alam terbuka sebagai media pendidikan. Istilah ”outdoor activities” dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan di alam bebas, karena dalam melakukan aktivitas tersebut ada tiga formula yang saling berkaitan, diantaranya, unsur petualangan/ tantangan (adventure/challenge), unsur alam terbuka (outdoor), dan unsur pendidikan (education) ketiga unsur tersebut jika disadari oleh pelakunya mampu memberi nilai atau makna bagi diri (pelaku).
Dari berbagai pengertian tentang pembelajaran outdoor activities yang sudah dijelaskan, menurut pendapat saya pembelajaran outdoor activities adalah suatu kegiatan belajar dimana kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan di luar kelas atau dialam bebas, sehingga kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa, karena melihat objek secara kongkrit.

Manfaat Pembelajaran Outdoor Activities
Pembelajaran outdoor activities diharapkan siswa mampu mengaitkan pelajaran dengan kenyataan, juga dapat mengaitkan hubungan antar pelajaran yang mereka terima. Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka belajar dari mana saja dan dari siapa saja, Guru Pembimbing SMAN I Salatiga (2009). Selain belajar dari buku, anak-anak juga belajar dari alam sekelilingnya. Anak-anak bukan belajar untuk mengejar nilai, tetapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bersifat integratif, komprehensif dan aplikatif sekaligus juga memahami kemampuan dasar yang ingin ditumbuhkan kepada anak-anak adalah kemampuan membangun jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah. Dengan outdoor activities mereka belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengikuti keseluruhan proses dari setiap pembelajaran.
Menurut W. Gulo ( 1990: 208) manfaat pembelajaran dengan menggunakan outdoor activities yaitu:
  1. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, karena kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan.
  2. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta lingkungan.
  3. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
  4. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
  5. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
  6. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.
  7. Mencegah siswa belajar hanya pada tingkat verbal saja.
  8. Melatih siswa untuk mengkonstruk konsep dari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
  9. Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung.
  10. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Berdasarkan penjelasan di atas,dalam pembelajaran (outdoor activities) siswa dapat membangun pengalaman belajarnya atau pengetahuannya sendiri karena siswa belajar dengan mencari, menyelidiki, mengamati sehingga siswa dapat membangun konsepnya sendiri dan siswa juga terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran (learning by doing) sehingga siswa akan segera mendapat umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas atau outdoor activities penyampaian suatu pesan pendidikan melalui sebuah pengalaman langsung yang cepat meresap ke daya tangkap pikiran manusia, sehingga siswa di dalam belajar akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena siswa belajar secara langsung berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan, dan siswa belajar tidak hanya dengan mendengar penjelasan guru, tetapi dengan cara mengamati objek, menyelidiki, bertanya atau wawancara, membuktikanya dan menguji fakta, maka kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif.

Implementasi Pembelajaran dengan Outdoor Activities
Penyampaian suatu pesan pendidikan melalui sebuah pengalaman langsung cepat meresap ke daya tangkap pikiran manusia. Dan dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar di dalam proses pembelajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama dari guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa bisa tidak terkendali, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan.
Adapun prosedur untuk mempersiapkan pembelajaran dengan outdoor activities (experiental learning), menurut Oemar Hamalik (2003: 47) adalah sebagai berikut:
  1. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif hasil.
  2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan.
  3. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi.
  4. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outdoor activities ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksanakan di luar jam pelajaran.
  5. Menentukan rute perjalanan outdoor activities, dapat dilakukan satu kelas bersama sama. Outdoor activities dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar.
  6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.
  7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman.
  8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan outdoor activities yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor activities.

Pembelajaran berdasarkan pengalaman ini menyediakan suatu alternative pengalaman belajar bagi siswa yang lebih luas dari pada pendekatan yang diarahkan oleh guru kelas. Strategi ini menyediakan banyak kesempatan belajar secara aktif, personalisasi dan kegiatan-kegiatan belajar yang lainnya bagi para siswa untuk semua tingkat usia.
Menurut pendapat Guru Pembimbing SMA Negeri I Salatiga (2009), proses pembelajaran outdoor activities dilaksanakan melalui empat tahapan sebagai berikut :
  1. Adanya suatu aktivitas, para peserta terlibat secara fisik, intelektual, maupun emosional dalam upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan.
  2. Adanya proses diskusi, para peserta tidak hanya belajar secara individual, tapi juga bisa belajar kelompok sehingga akan lebih memperkaya dan menambah aspek kedalaman pemahaman aspek yang sedang dipelajari.
  3. Adanya proses perenungan, secara individual, para peserta didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan mereka sehari-hari.
  4. Adanya proses rancangan tindak lanjut/penerapan, proses ini berguna untuk melatih dan menyempurnakan proses belajar berbagai keahlian yang baru saja didapatkan para peserta.

Sebelum melaksanakan pembelajaran outdoor activities guru harus merumuskan pengalaman belajar yang akan direncanakan, menyajikan/ mengajak siswa dengan pengalaman yangbersifat memotivasi, menentukan waktu perjalanan, dan rute perjalanan serta menjelaskan aturan kegiatan pembelajaran luar kelas.
Dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan pembelajaran outdoor activities yaitu:

Perencanaan :
  1. Guru merumuskan dan mengembangkan indikator yang akan dicapai oleh siswa nanti.
  2. Guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi.
  3. Guru mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan.
  4. Guru merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
  5. Guru menetapkan tujuan objek serta lamanya waktu observasi.
Pendahuluan :
  1. Salam pembuka dan do'a.
  2. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis.
  3. Guru melakukan apersepsi.
  4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
  5. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada hari itu.
  6. Guru memberikan pretest.
Pelaksanaan :
  1. Guru menjelaskan keadaan lokasi objek secara global.
  2. Guru menetapkan teknik mempelajari objek.
  3. Guru membahas pembagian kelompokkelompok siswa.
  4. Guru mengajak siswa menuju lokasi pengamatan.
  5. Siswa Observasi.
  6. Kerjasama kelompok.
  7. Guru dan siswa melakukan tanya jawab.
  8. Guru mengajak siswa masuk ke dalam kelas.
  9. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan di kelas yang dipandu oleh guru.
  10. Guru dan siswa melakukan pembahasan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.
  11. Guru menciptakan suasana belajar tanpa tekanan dan suasana menyenangkan.
Kegiatan Akhir :
  1. Kesimpulan.
  2. Evaluasi hasil belajar siswa.
  3. Pemantapan dengan cara para siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang baru saja diperoleh dalam kegiatan mereka sehari-hari.
  4. Tindak lanjut.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar